Minggu, 21 Oktober 2012

ADAB DAN TATA CARA BERPAKAIAN

1. Mendahulukan yang kanan dalam berpakaian
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: "adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila memakai gamis dia mendahulukan yang kanan." (HR. Tirmidzi)
2. Meninggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu'
Mu'adz bin Anas Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu' kepada Allah padahal ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia kehendaki untuk dipakainya." (HR. Tirmidzi)
3. Panjang gamis dan kain
Asma' binti Yasid Al-Anshariyah Radhiyallahu 'anha berkata: "adalah lengan baju Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hanya sampai pergelangan tangan. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada siapa saja yang memakai (menurunkan) kainnya kerena sombong." (HR. Bukhari Muslim)
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "yang di bawah mata kaki dari kain maka itu bagian api neraka." (HR. Bukhari)
4. Pakaian yang disukai
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha ia berkata:"pakaian yang amat disukai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ialah gamis." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
5. Doa mengenakan pakaian
Disunnahkan membaca bismillah ketika mengenakan pakaian, demikian pula sesuatu apapun yang baik.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:  Apabila mengenakan pakaian baru Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebut namanya, seperti gamis, sorban, atau selendang kemudian membaca doa:
(Ya Allah kepunyaan-Mu segala puji.  Engkau pakaikan ini kepadaku, aku memohon kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang dijadikan karenanya, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang terjadi karenanya.) (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nas'i.  Tirmidzi mengatakannya hadits hasan).

(Maraji': Riyadhus Shalihin, Al-Adzkar, Nailul Author)

Minggu, 19 Agustus 2012

Belajar dari Ahmadinejad

SEBUAH milis yang beredar di internet  memuat foto-foto kehidupan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Sang presiden yang tegas dalam menentang kebijakan Barat dan sekutunya itu ternyata dalam kehidupan pribadinya sungguh tidak ubahnya sebagai rakyat biasa. Bahkan  terkesan seperti bukan presiden. Misalnya sang presiden yang sangat digandrungi masyarakat itu bila masuk waktu shalat ia lakukan dimanapun, meskipun di  jalanan dengan  sajadah seadanya dan yang lebih mengherankan adalah gajinya sebagai presiden tidak diterimanya. Masa sih?